Pengertian Masalah Sosial
Dalam jangka waktu masyarakat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, timbullah masalah sosial yang
merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu dengan individu, antara
individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok.
Masalah sosial diartikan sebagai
sebuah kondisi yang tidak diharapkan dan dianggap dapat merugikan kehidupan
sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang telah disepakati.
Dalam mendefinisikan
masalah sosial ada 2 pendefinisian yaitu menurut umum dan menurut para ahli. Menurut
umum atau warga masyarakat bahwa masalah sosial adalah “segala sesuatu yang
menyangkut kepentingan umum” sedangkan menurut para ahli masalah sosial adalah
“suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang
berdasarkan atas studi mereka, yang memepunyai sifat-sifat yang dapat
menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan”.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga
menyebabkan ketidaksesuaian ikatan sosial.[1]
2.2 Faktor Yang Melatar
belakangi Lahirnya Masalah Sosial
Ada beberapa faktor yang
melatar belakangi terbentuknya masalah sosial antara lain :[2]
¨ Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu, individu
bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya, kepentingan
ini sifatnya esensial (penting) bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil dalam memenuhi
kepentingannya maka ia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memnuhi
kepentingan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya
perbedaan individu dalam kepentingan. Perbedaan kepentingan tersebut antara
lain :
a. Kepentingan individu
untuk memperoleh kasih sayang.
b. Kepentingan individu
untuk memperoleh harga diri.
c. Kepentingan individu
untuk memperoleh penghargaan diri.
d. Kepentingan individu
untuk memperoleh posisi dan prestasi.
e. Kepentingan individu
untuk memperoleh untuk dibutuhkan orang lain.
f. Kepentingan individu
untuk memperoleh kedudukan dalam kelompoknya.
g. Kepentingan individu
untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
h. Kepentingan individu
untuk memperoleh kemerdekaan diri.
¨ Prasangka dan
Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi merupakan tindakan yang dapat merugikan
pertumbuhan, perkembangan masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi dimana
setiap orang memilikinya. Prasangka ada yang sifatnya baik dan ada pula yang
sifatnya buruk, yang dapat menimbulkan masalah sosial disini adalah prasangka
yang bersifat buruk. Prasangka bisa diartikan
sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang
terlampau cepat, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan)
terhadap suatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari, prasangka ini banyak di
pengaruhi oleh emosi-emosi, maka jika prasangka itu disertai rasa permusuhan
semuanya tidak bisa disalurkan secara wajar sehingga dapat mengakibatkan
kesalahpahaman dan permusuhan, akibatnya timbul masalah sosial.
Apabila seorang individu mempunyai prasangka yang tidak baik maka biasanya
akan bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkainya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa diskriminasi adalah akibat dari prasangka.
¨ Konflik dalam
Kelompok
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi
tertentu, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada
lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkup yang lebih
luas, yakni kelompok masyarakat.
Para ahli sosial penulis seperti Berstein, Cosser, Follet, Simomel, Wilson
dan Ryland memandang konflik sebagai sesuatu yang tidak dapat dicegah
timbulnya, konflik mempunyai potensi untuk memberikan pengaruh positif maupun
negatif dalam berbagai taraf interaksi manusia. Konflik yang memberikan
pengaruh negatif inilah yang dapat menyebabkan pertentangan sosial.[3]
2.3 Macam-Macam Masalah
Sosial
Masalah sosial dapat dikategorikan
menjadi 4 faktor yaitu :
¨
Faktor ekonomi
Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial.
Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan
bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari
pekerjaan,diantaranya kriminal itu sering terjadi penjambretan dan perampokan.
Pencurian dan perampokan merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi
masyarakat. Jika terjadi pencurian atau perampokan, masyarakat akan resah dan
takut. Masyarakat tidak merasa aman. Itulah sebabnya mengapa pencurian atau
perampokan digolongkan sebagai salah satu masalah sosial.
¨
Faktor budaya
Kenakalan remaja menjadi salah satu contoh masalah sosial yang sampai saat
ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu
bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
¨
Faktor biologi
Dalam faktor biologi ini dapat
dicontohkan seperti penyakit menular, dalam kasus ini bisa dinamakan masalah
sosial karena dengan adanya penyakit menular tadi ada sebagian golongan masyarakat yang merasa terganggu. Contoh seperti di Madura ada semacam penyakit
“teking cube’ atau pusta. Penyakit itu dipercayai bisa menular sampai 7
turunan. Ketika ada orang di Madura yang terkena penyakit tersebut maka para
masyarakat menjahuinya karena penyakit itu dianggap menjijikkan selain
menjijikkan penyakit tersebut juga bisa menular ke orang lain.
¨
Faktor psikologis
Faktor psikologis ini lebih mengarah pada jiwa
seseorang. Seperti orang gila, dapat dikatakan sebagai masalah sosial karena
saat keadaan jiwa mereka sedang
tidak stabil maka orang gila tersebut dapat meresahkan warga, seperti mengamuk dan yang lebih fatal dapat
melakukan tindakan kriminal.