A.
Pengertian Masyarakat Ideal
Suatu masyarakat
dipandang baik atau jelek, dapat atau tidaknya masyarakat itu memenuhi
harapan-harapan anggotanya. Penilaian ini dipengaruhi oleh kebudayaan.
Dalam masyarakat primitif tidak ada masalah baik
atau jelek itu, maka tidak ada masalah sosial. Berikunya barulah dalam
masyarakat yang telah mengalami perubahan-perubahan, akan timbul masalah
sosial. Masyarakat primitif adalah masyarakat tradisional atau dahulu. Dimana
perubahan sosialnya memiliki ciri khusus. Dalam masyarakat modern perubahan itu
sangat cepat, sedang dalam masyarakat tradisional sangat lambat. Masyarakat
tradisional adalah masyarakat yang tertutup.[1]
Secara implisit
ada konsep tentang masyarakat ideal, yaitu konsep tentang masyarakat yang
terbaik dan dicita-citkan. Masalah sosial dianggap sebagai deviasi
(penyimpangan)terhadap konsep masyarakat ideal itu.
Konsep masalah
sosial tergantung pada konsep tentang masyarakat sempurna atau masyarakat yang
dapat di sempurnakan. Biasanya penyusunan konsep masyarakat ideal itu
dipengaruhi oleh kondisi masyarakat pada waktu hidupnya. Sebab itu masalah
sosial itu sendiri ditentukan oleh kebudayaan, misalnya oleh adat yang ada.
Contoh dahulu orang tidak memperotes adanya pekerja anak-anak tetapi sekarang
tidak.
Sehat dan
normal (ideal) adalah suatu keadaan yang dapat dicapai dan mungkin tidak dapat
dicapai, tetapi dipandang sebagai keadaan yang paling diinginkan.[2]
Sedangkan
Al-Quran sebagai kitab suci umat islam, sekalipun tidak memberikan penunjuk
langsung tentang suatu bentuk masyarakat yang dicita-citakan di masa mendatang,
namun tetap memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri dan kualitas suatu
masyarakat yang baik, walaupun semua itu memerlukan upaya penafsiran dan
pegembangan pemikiran. Disamping itu Al-Quran juga memerintahkan kepada umat
manusia untuk memikirkan pembentukan suatu masyarakat dengan kualitas-kualitas
tertentu. Dengan begitu menjadi sangat mungkin bagi umat islam untuk membuat
sutu gambaran masyarakat ideal berdasarkan.
Ada beberapa
term yang digunakan Al-Quran menunjuk arti masyarakat ideal, antara lain;[3]
1.
Ummatan Wahidah
Ungkapan
ini terdiri dari dua kata ummah dan wahidah. Kata ummah yang
berarti manusia atau masyarakat. Sedangkan kata waqidah. Adalah bentuk muanas
dari kata wahid yang secara
bahasa berarti satu. Ciri ini, Allah Swt dalam suratnya al-Baqarah ayat 213
menciptkan mereka sebagai mahluk sosial yang saling berkaitan dan saling
membutuhkan. Sejak dahulu hingga kini mereka hidup saling bantu-membantu sebagai
suatu umat. Dengan profesi yang berbeda-beda mereka dapat mengetahui kebutuhan
masing-masing.[4]
2.
Ummatan Wasathan
Kata
Wasathan terdiri dari huruf wau, sin, dan tha yang bermakna dasar
pertengahan atau moderat yang memang menunjuk pada pengertian adil. Masyarakat
yang berada di pertengahan dalam arti moderet. Posisi pertengahan menjadikan
anggota masyarakat tersebut tidak memihak kekiri dan ke kanan, yang dapat
mengantar manusia berlaku adil. Posisi itu juga menjadikannya dapat menyaksikan
siapa pun dan dimana pun. Allah menjadikan umat islam pada posisi pertengahan
agar menjadi saksi atas perbuatan manusia yakni umat lain. menurut surat
al-Baqarah ayat 143.
3.
Khairul Ummah
Istilah
ini berarti umat terbaik atau umat unggul ataumasyarakat ideal hanya sekali
saja disebut diantara 64 kata ummah dalam Al-Quran yakni dalam surat Ali
Imran ayat 10. Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan umat manusia,
menyuruh kepada yang mahruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka;diantara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
fasik.
4.
Baldatun Thayyibatun
Dalam
surat Saba’ ayat 15 baladatun thayyibah diartikan dengan negeri atau daerah yang baik. Mengacu kepada tempat
bukn kepada kumpulan orang. Namun penulis tetap memasukkan ungkapan terebut
dalam istilah masyarakat ideal degan faktor kebahasaan sebagai salah satu
pertimbagan utama. Dalam studi bahasa dikenal istilah “makna kolokasi” artinya
beberapa istilah atau kata berada dalam ingkungan yang sama.[5]
Sebagai contoh kalau dikatakan, kertas, lem daftar gaji, komputer, mej adan
kursi maka bayangannya adalah kantor dan sekolah. Demikian halnya kalau
dikatakan tanah yang subur, pendudukanya makmur serta pemerintahanya adil maka
bayangannya adalah masyarakat ideal.
5.
Ummatan Muqtasidah
Muqtasidah
yang berasal dari kata qashada yang
mengadung arti bermaksud, menghendaki dan mengikuti.[6]
Dari kata ini menjadi mustashid yang merupakan bentuk masdar dari
kata iqtishad yang secraa kebahasaan mengadung arti penghematan atau
tidak berlebihan. Dimana suatu sifat yang berada diatara dua kutub sifat yang
ekstrim dan negatif, misalnya kedermawanan adalah pertengahan antara sifat
bakhil dan boros.
B.
Unsur- unsur atau Komponen Masyarakat Ideal
Dalam mencapai masyarakat yang ideal ada beberapa unsur-unsur yang
mendukung individu tersebut menjadi ideal diantaranya sebagai berikut:[7]
1. Pemerintah
Peran pemerintah amatlah penting dalam mewujudkan masyarakat yang ideal
atau harmonis. Pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, serta
mengorganisasikannya. Keberhasilan pemerintah dalam mengorganisasikan dapat
dilihat dari beberapa peran strategis pemerintah, diantaranya ialah:
·
Memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
·
Menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.
·
Menumbuhkan kemandirian dan perkembangan pada masyarakatnya.
2. Masyarakat
Unsur utama dalam pembentukan masyarakat ideal adalah masyarakatnya sendiri
untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan masyarakat, maupun bangsa, dari
segi ekonomi, sosial, dan budaya. Sumbangan tersebut berupa rumusan berbagai
kebutuhan mereka, merencanakan pemenuhannya, dan melaksanakannya dengan penuh
tanggung jawab. Dalam membentuk
unsur dan kompenen sosial peranan dari
pemerintah langsung dan partisipasi masyarakat itu sendirilah menjadikan terciptanya
suatu konsep masyarakat ideal.
C.
Contoh In Concretnya
Contoh yang
dapat kami berikan mengenai konsep masyarakat ideal adalah contoh konsep masyarakat Madani. Konsep
paling adil sekaligus paling ideal bagi masyarakat dibelahan manapun,
menekankan pada terpenuhnya kebutuhan duniawi (lahir) sekaligus akhirat bagi setiap
individu dalam masyarakat, dengan patokan Al-Quran. Sedangkan
menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan
pro-demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan masyarakat
berkualitas dan bertamaddun (civillity).
Selain itu Nurcholis Madjid menegaskan bahwa makna masyarakat madani berakar
dari kata civility yang mengandung
makna toleransi, kesedian pribadi-pribadi untuk menerima berbagai macam
pandangan politik dan tingkah laku.[8]
Contohnya,
masyarakat muslim yang diciptakan Nabi Muhammad Saw adalah kelompok sosial yang
pernah ada. Saat itu sebenarnya didataran Arabia prinsip kebanggaan terhadap
suku-suku atau kelompok masing-masing demikian kental. Namun, Nabi Muhammad Saw
bisa menciptakan sebuah ”suku super” yang meleburkan sekat-sekat suku,
kedudukan sosialnya (kaya miskin), dan status kemerdekaan (majikan dengan
budak) menjadi sebuah masyarakat yang menyeru pada kebaikan yang sesuai dengan
petunjuk Allah dan menghindari segala bentuk kemungkaran. Yang perlu
diperhatikan ketika kemudian sebuah bangsa menyusun masyarakat Madani yang
berkaca pada masyarakat Madinah yang dibagun Nabi Mahammad Saw yang hendak
ditiru bukanlah struktur sosialnya melainkan sifat-sifatnya.
A.
Pengertian Masyarakat Ideal
Suatu masyarakat
dipandang baik atau jelek, dapat atau tidaknya masyarakat itu memenuhi
harapan-harapan anggotanya. Penilaian ini dipengaruhi oleh kebudayaan.
Dalam masyarakat primitif tidak ada masalah baik
atau jelek itu, maka tidak ada masalah sosial. Berikunya barulah dalam
masyarakat yang telah mengalami perubahan-perubahan, akan timbul masalah
sosial. Masyarakat primitif adalah masyarakat tradisional atau dahulu. Dimana
perubahan sosialnya memiliki ciri khusus. Dalam masyarakat modern perubahan itu
sangat cepat, sedang dalam masyarakat tradisional sangat lambat. Masyarakat
tradisional adalah masyarakat yang tertutup.[1]
Secara implisit
ada konsep tentang masyarakat ideal, yaitu konsep tentang masyarakat yang
terbaik dan dicita-citkan. Masalah sosial dianggap sebagai deviasi
(penyimpangan)terhadap konsep masyarakat ideal itu.
Konsep masalah
sosial tergantung pada konsep tentang masyarakat sempurna atau masyarakat yang
dapat di sempurnakan. Biasanya penyusunan konsep masyarakat ideal itu
dipengaruhi oleh kondisi masyarakat pada waktu hidupnya. Sebab itu masalah
sosial itu sendiri ditentukan oleh kebudayaan, misalnya oleh adat yang ada.
Contoh dahulu orang tidak memperotes adanya pekerja anak-anak tetapi sekarang
tidak.
Sehat dan
normal (ideal) adalah suatu keadaan yang dapat dicapai dan mungkin tidak dapat
dicapai, tetapi dipandang sebagai keadaan yang paling diinginkan.[2]
Sedangkan
Al-Quran sebagai kitab suci umat islam, sekalipun tidak memberikan penunjuk
langsung tentang suatu bentuk masyarakat yang dicita-citakan di masa mendatang,
namun tetap memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri dan kualitas suatu
masyarakat yang baik, walaupun semua itu memerlukan upaya penafsiran dan
pegembangan pemikiran. Disamping itu Al-Quran juga memerintahkan kepada umat
manusia untuk memikirkan pembentukan suatu masyarakat dengan kualitas-kualitas
tertentu. Dengan begitu menjadi sangat mungkin bagi umat islam untuk membuat
sutu gambaran masyarakat ideal berdasarkan.
Ada beberapa
term yang digunakan Al-Quran menunjuk arti masyarakat ideal, antara lain;[3]
1.
Ummatan Wahidah
Ungkapan
ini terdiri dari dua kata ummah dan wahidah. Kata ummah yang
berarti manusia atau masyarakat. Sedangkan kata waqidah. Adalah bentuk muanas
dari kata wahid yang secara
bahasa berarti satu. Ciri ini, Allah Swt dalam suratnya al-Baqarah ayat 213
menciptkan mereka sebagai mahluk sosial yang saling berkaitan dan saling
membutuhkan. Sejak dahulu hingga kini mereka hidup saling bantu-membantu sebagai
suatu umat. Dengan profesi yang berbeda-beda mereka dapat mengetahui kebutuhan
masing-masing.[4]
2.
Ummatan Wasathan
Kata
Wasathan terdiri dari huruf wau, sin, dan tha yang bermakna dasar
pertengahan atau moderat yang memang menunjuk pada pengertian adil. Masyarakat
yang berada di pertengahan dalam arti moderet. Posisi pertengahan menjadikan
anggota masyarakat tersebut tidak memihak kekiri dan ke kanan, yang dapat
mengantar manusia berlaku adil. Posisi itu juga menjadikannya dapat menyaksikan
siapa pun dan dimana pun. Allah menjadikan umat islam pada posisi pertengahan
agar menjadi saksi atas perbuatan manusia yakni umat lain. menurut surat
al-Baqarah ayat 143.
3.
Khairul Ummah
Istilah
ini berarti umat terbaik atau umat unggul ataumasyarakat ideal hanya sekali
saja disebut diantara 64 kata ummah dalam Al-Quran yakni dalam surat Ali
Imran ayat 10. Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan umat manusia,
menyuruh kepada yang mahruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka;diantara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
fasik.
4.
Baldatun Thayyibatun
Dalam
surat Saba’ ayat 15 baladatun thayyibah diartikan dengan negeri atau daerah yang baik. Mengacu kepada tempat
bukn kepada kumpulan orang. Namun penulis tetap memasukkan ungkapan terebut
dalam istilah masyarakat ideal degan faktor kebahasaan sebagai salah satu
pertimbagan utama. Dalam studi bahasa dikenal istilah “makna kolokasi” artinya
beberapa istilah atau kata berada dalam ingkungan yang sama.[5]
Sebagai contoh kalau dikatakan, kertas, lem daftar gaji, komputer, mej adan
kursi maka bayangannya adalah kantor dan sekolah. Demikian halnya kalau
dikatakan tanah yang subur, pendudukanya makmur serta pemerintahanya adil maka
bayangannya adalah masyarakat ideal.
5.
Ummatan Muqtasidah
Muqtasidah
yang berasal dari kata qashada yang
mengadung arti bermaksud, menghendaki dan mengikuti.[6]
Dari kata ini menjadi mustashid yang merupakan bentuk masdar dari
kata iqtishad yang secraa kebahasaan mengadung arti penghematan atau
tidak berlebihan. Dimana suatu sifat yang berada diatara dua kutub sifat yang
ekstrim dan negatif, misalnya kedermawanan adalah pertengahan antara sifat
bakhil dan boros.
B.
Unsur- unsur atau Komponen Masyarakat Ideal
Dalam mencapai masyarakat yang ideal ada beberapa unsur-unsur yang
mendukung individu tersebut menjadi ideal diantaranya sebagai berikut:[7]
1. Pemerintah
Peran pemerintah amatlah penting dalam mewujudkan masyarakat yang ideal
atau harmonis. Pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, serta
mengorganisasikannya. Keberhasilan pemerintah dalam mengorganisasikan dapat
dilihat dari beberapa peran strategis pemerintah, diantaranya ialah:
·
Memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
·
Menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.
·
Menumbuhkan kemandirian dan perkembangan pada masyarakatnya.
2. Masyarakat
Unsur utama dalam pembentukan masyarakat ideal adalah masyarakatnya sendiri
untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan masyarakat, maupun bangsa, dari
segi ekonomi, sosial, dan budaya. Sumbangan tersebut berupa rumusan berbagai
kebutuhan mereka, merencanakan pemenuhannya, dan melaksanakannya dengan penuh
tanggung jawab. Dalam membentuk
unsur dan kompenen sosial peranan dari
pemerintah langsung dan partisipasi masyarakat itu sendirilah menjadikan terciptanya
suatu konsep masyarakat ideal.
C.
Contoh In Concretnya
Contoh yang
dapat kami berikan mengenai konsep masyarakat ideal adalah contoh konsep masyarakat Madani. Konsep
paling adil sekaligus paling ideal bagi masyarakat dibelahan manapun,
menekankan pada terpenuhnya kebutuhan duniawi (lahir) sekaligus akhirat bagi setiap
individu dalam masyarakat, dengan patokan Al-Quran. Sedangkan
menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan
pro-demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan masyarakat
berkualitas dan bertamaddun (civillity).
Selain itu Nurcholis Madjid menegaskan bahwa makna masyarakat madani berakar
dari kata civility yang mengandung
makna toleransi, kesedian pribadi-pribadi untuk menerima berbagai macam
pandangan politik dan tingkah laku.[8]
Contohnya,
masyarakat muslim yang diciptakan Nabi Muhammad Saw adalah kelompok sosial yang
pernah ada. Saat itu sebenarnya didataran Arabia prinsip kebanggaan terhadap
suku-suku atau kelompok masing-masing demikian kental. Namun, Nabi Muhammad Saw
bisa menciptakan sebuah ”suku super” yang meleburkan sekat-sekat suku,
kedudukan sosialnya (kaya miskin), dan status kemerdekaan (majikan dengan
budak) menjadi sebuah masyarakat yang menyeru pada kebaikan yang sesuai dengan
petunjuk Allah dan menghindari segala bentuk kemungkaran. Yang perlu
diperhatikan ketika kemudian sebuah bangsa menyusun masyarakat Madani yang
berkaca pada masyarakat Madinah yang dibagun Nabi Mahammad Saw yang hendak
ditiru bukanlah struktur sosialnya melainkan sifat-sifatnya.
[3] Ali Nurdin, Quranic Societi:
Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al Qur’an, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2006, hal. 108.
[3] Ali Nurdin, Quranic Societi:
Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al Qur’an, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2006, hal. 108.
Harrah's Atlantic City Casino & Hotel - jtmhub.com
BalasHapusBook 강릉 출장마사지 a room at Harrah's Atlantic City Casino & Hotel. Enjoy exclusive deals 익산 출장샵 and save 오산 출장안마 BIG w/ Travelocity on 충주 출장안마 your 공주 출장샵 trip.